Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

New Year, New Spirit

Yeay! Menginjak akhir tahun pasti sudah mempersiapkan acara untuk tahun baru nanti kan?? Mau tahun baru di kota atau di desa, dengan keluarga atau pacar (bagi yang punya), mau ngapain, semuanya sudah dipersiapkan. 2015. Tahun yang penuh berkat. Tak terasa 2016 sudah datang menghampiri. Rasanya baru kemarin merayakan tahun baru 2015. Penuh kenangan di tahun 2015. Rasanya itu ada manis, pahit, asin, pokoknya lengkap. Resolusi tahun 2015 mungkin ada yang masih tertinggal dan bisa menjadi resolusi tahun 2016 (kalau belum tercapai lagi, bisa menjadi resolusi tahun 2017 dan seterusnya). Resolusi doank ya hanya akan menjadi resolusi. Harapan ya hanya akan menjadi harapan. Mimpi hanya akan menjadi mimpi kalau tidak ditindak lanjuti. Pikirkan, kita berharap banyak di tahun 2015 tapi tak melakukan sesuatu. Misal, kita ingin mendapat nilai tinggi tapi tak belajar itu sama saja harapan kosong, mimpi siang bolong yang tak akan pernah terwujud. Nah, di tahun 2016 jangan biarkan hal-hal seper...

Puisi Jomblo

Aku ingin ada seseorang yang mengatakan "Kamu jutek, tapi sebenarnya perhatian". Dan itu kamu... Aku ingin ada orang yang tetap menemaniku meski aku menolaknya. Dan itu kamu... Aku ingin ada orang yang memaksaku untuk bercerita tentang diriku. Dan itu kamu... Aku ingin ada orang yang terus memelukku, walaupun aku selalu melepasnya. Dan itu kamu... Pertanyaan, "Kamu" itu siapa? *Aku 'kan jomblo :3

Hmmm, Indonesia

Entah kenapa rasanya ingin berbagi sesuatu di blog yang lama tak terjamah ini.. Sebelumnya, saya ingin berbicara masalah turis asing yang sering ditipu di tanah air kita ini. Kemarin Minggu (1/10) saya pergi ke Yogyakarta untuk mendampingi hunting tourist di Borobudur. Setelah selesai hunting tourist, saya dan rombongan pergi berbelanja di Malioboro. Setelah asyik belanja, saya melewati seorang pedagang minuman yang sedang berinteraksi dengan turis asing perempuan. Tanpa sengaja saya mendengan percakapan mereka. Ternyata bapak penjual minuman menipu turis asing itu dengan mengatakan bahwa harga minuman yang dibelinya memiliki harga lebih dari Rp10.000,-. Saya melihat bapak penjual minuman itu telah menerima 2 lembar uang lima ribu. Namun, bapak ini masih meminta lebih. Tiba-tiba ada seorang bapak penjual minum lainnya yang iri. "Halah, kowe ojo urik. Regane mung Rp3000 we kok!" (Kamu jangan curang. Harganya kan hanya Rp3000). Lantas bapak penjual yang nakal tersebut menja...

Kemah Kemah Kemah!!!

8 Juni 2015 Libur, tapi masuk untuk mengumpulkan perlengkapan kemah tanggal sepuluh Juni nanti. Benar-benar defisit. Pengeluaran benar-benar melebihi pemasukan, mana pemasukan semakin menipis. Kemah ini enggak gratis. Rinciannya aku harus bayar: 1. Kemah Rp20.000 2. Mahakarya Rp60.000 3. Outbond Rp30.000 Totalnya Rp110.000, itu belum uang saku dan perlengkapan. Tapi aku ada ide buat irit sedikit. "Eh, Guys ! Besok kemah aku minta pasta gigi, parfum, sama handbody ya? Rencananya aku enggak bawa itu. Aku juga rencana enggak bawa makanan." Ku sentuh tombol kirim di grup Line kelasku. Terkirim. Sedikit jahat sih caraku irit.Tapi temanku kan baik-baik. " Ra modal!" Balas temanku yang sirik. "Wah, Cho rencana aku juga enggak bawa itu." Ada juga temanku yang (mungkin) meniruku. "Iya Cha aku besok kemah bawa. Pinjem punyaku aja." Untung ada temanku yang baik hati. 10 Juni 2015 Yeay! Saatnya kemah sampai besok. Naik bis dengan cuaca...

Awal yang Baik

1 Juni 2015 Hello June! Puji Tuhan! Doaku didengar! Aku baikan sama bapak. Bapak sudah enggak cuekin aku. Akhirnya setelah satu minggu lamanya... Awal Juni yang baik. Awalnya sih cuma berpamitan sama bapak ke sekolah. "Bapak, aku berangkat sekolah dulu ya." Berpamitan sambil cium tangan bapak. Hanya dengan menghilangkan rasa gengsi untuk berbicara duluan, hubunganku dengan bapak terpulihkan. Aku sadar kalau bukan aku yang memulai, siapa lagi? (Kaya di iklan gitu) Tapi bener. Kata Mbak Asoka, kakak rohaniku memang kita yang harus memulai memaafkan dan berani minta maaf walaupun tak bersalah. Susah dan satu minggu baru bisa memaafkan. Tuhan menggerakan hatiku untuk melawan gengsi dan rasa amarahku. 6 Juni 2015 Terakhir UKK. Seharusnya main. Tapi gagal main gara-gara ada urusan organisasi. Dua organisasi sekaligus. OSIS dan PPK. Selain itu, masih harus mikir perkap untuk kemah tanggal sepuluh Juni nanti. Ahhh, pingin ikut main nonton Insidious 3, walaupun enggak mina...

Saat-saat UKK

27 Mei 2015 Libur sekolah. Kenapa? Karena besok UKK (Ujian Kenaikan Kelas). Banyak yang tanya seperti itu. Aduhh... Deg deg an . Tapi Puji Tuhan, rasa khawatirku berkurang. Doaku terkabul. Aku minta sama Tuhan supaya Tuhan membuatku tidak khawatir dan gelisah akan ujianku besok. Libur persiapan UKK. Seharusnya, sih, hari tenang, tapi aku tetap membantu ibu di warung makannya. Lanjut, ijin pulang buat bersih-bersih rumah dan nyuci sepeda motor. Wuihhh , capek. Nyapu, ngepel, nyuci sepeda motor, menata dan membersihkan rumah. Waktu itu dimulai dari jam sepuluh pagi hingga jam setengah duabelas. Dan aku baru mandi setelah semua selesai, langsung gasss jemput Wieke sekolah. Hasilnya, malam hari badanku lungkrah tiada tenaga. Tenggorokan juga serasa ada yang luka. Sakit. And, Do you know? Hubunganku dengan bapak belum membaik. Masih tak kunjung usai. 28 Mei 2015 Hari pertama aku menghadapi UKK. Dengan PeDe nya aku berangkat sekolah tanpa berpamitan dan meminta restu orangtua--...

Dimarahin

22 Mei 2015 Pengalaman baru terjadi di hari ini. Awalnya, sih, biasa. Sekolah lancar. Ketawa bareng temen, dan ada sukacita. Tanpa sepengetahuan, tiba-tiba hari ini OSIS mengadakan sponsorship. Oke , aku bisa. Setelah dibagi per tim, timku kebagian sponsor di daerah Solo ujung sendiri. Jauh dari Karanganyar. "Perusahaannya ini dimana tempatnya?" "Enggak tahu. Biasanya Reyhan tahu. Manut sama dia." Ada sekitar enam perusahaan yang akan kami datangi. Tapi tidak semua perusahaan kami tahu letaknya. Alhasil beberapa jam kita muter-muter mencari setiap alamat perusahaan. "Udah jam empat sore. Apa dibagi aja. Aku, Khevin, Wanda, Aul ke tiga perusahaan arah Jl. Slamet Riyadi. Lainnya ke arah Sukoharjo." Kata Deva. Waduh, sudah sore dan masih berada di Solo. Kita muter-muter cari letak sponsor, ditolak, laper, dan sepertinya matahari enggan menunggu. Cahayanya mulai redup dan kami berempat mampir ke sebuah hik kecil di Jl. Slamet Riyadi. "Cuma dap...

17th. Hari yang Melelahkan

19 Mei 2015 Pelepasan kelas XII SMAN 1 Karanganyar yang diselenggarakan pada hari Selasa (19/5) di Gedung Wanita Karanganyar. Tahun depan gantian angkatanku yang pelepasan. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sebagai OSIS aku ikut dalam acara ini. Seneng, deh , lihat kakak-kakak lulus 100%. Tapi waktu lihat alumni OSIS yang sekarang kelas XII rasanya ada yang ngganjel dihati. Jadi keinget waktu dulu kerja bareng sama mereka, dimarahin dan di LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) sama mereka. Mungkin perasaanku aja yang merasa bahwa mereka enggak terlalu suka denganku. Ahh... ngapain mikir orang lain. Capeknya hari ini! Kacau! Mbundet ! Awalnya pingin banyak foto sama kakak kelas dan guru.  "Eh, fotoin aku sama bu Made, ya?" "Nanti aja , waktu acara selesai." Tolak Putri yang memegang kamera saat itu. " Hallah . Yaudah." Kecewa Tapi endingnya , mood hilang entah kemana. Enggak niat foto sama sekali. Mungkin karena mood -nya dicuri sama capek. Be...
Just, Enjoy With Yourself 18 Mei 2015 Capek. Pegel semua badan ini. Bngaun pagi, badan serasa berat. Apa karena kemarin waktu ke Borobudur? Pulang malam, dan tidak belajar. Membuka buku pun tidak. Lelah dan tertidur. Untung saja hari ini aku enggak ikut pelajaran. Yap. DISPENSASI. Karena saya adalah pengurus OSIS, maka ada dispen hari ini untuk persiapan pelepasan kelas dua belas pada esok hari. Mulai angkut-angkut perlengkapan pada jam tiga sore. Dan aku harus menunggu kurang lebih satu jam. Semua pada pulang, sedangkan aku enggak. Enggak sempet pulang. Sudah jam dua siang, kalau aku pulang bakal habis di perjalanan pulang pergi. Keputusanku ya, menunggu di sekolah dan enggak tahu harus ngapain. Seperti biasa, sendirian. Pulsa habis. Enggak bisa kabar-kabar. Suwung! Aku naik tangga menuju depan kelasku. Di sana ada pemandangan sejuk yang bisa menemaniku. Hanya angin yang bisa diajak bicara. Aku menutup mataku untuk beristirahat sejenak. Tapi gagal karena itu tak ny...
My First Experience Become a Tutor 17 Mei 2015 Hari dimana aku pergi hunting tourist. Ini adalah ketiga kalinya. Tapi, ada yang berbeda. Hari ini, I become a tutor from QEC (Queen English Course) tempatku kursus. It is the first experience. Lagian aku ke Borobudur gratis, dan dibayar kok. jelas aku mau. Banyak cerita di dalam bis saat perjalanan. Dapat teman baru juga. Ada juga cerita cinta, sambil nyanyi-nyanyi enggak jelas. hihihihi... cukup seru. Tapi, ada sedikit kecewa yang tertinggal. "Wanda Chacha, sudah kamu buka amplolnya? Dibayar berapa kamu?" Tanya Delia, teman yang juga baru pertama kali menjadi tutor bareng aku. "Belum aku buka. Emang dapat berapa?" Tanyaku penasaran. "Aku sudah buka, tiga puluh ribu di amplopku" "Hah?! Cuma segitu? satu hari penuh?" Otomatis aku kaget dengan bayaran segitu. "Aku tadi enggak sengaja denger, kalau mbak Ire, mbk Eis gitu dapat lima puluh ribu. Katanya, sih, mereka sudah berpenga...
Iri Dengan Sepasang Tanaman? 15 Mei 2015 Belajar terbuka dengan orang lain.Walaupun aku merasa banyak manusia yang tak tertarik denganku, ya dengan ceritaku, pengalamanku, kehidupanku.... Aku adalah seorang introvert yang sedang belajar untuk terbuka dengan orang di sekelilingku. Percaya pada mereka. Tapi, kata orang "Be Yourself". Padahal aku adalah orang yang tertutup, yang tidak mudah percaya dengan orang lain, yang menganggap dunia ini semacam persaingan. Hanya untuk mencari seorang sahabat saja dan menghilangkan kesendirianku, aku harus pergi dari sifat introvert-ku. Ya, memang baik untuk mengubah sifat tertutupku. Tapi aku merasa bukanlah diriku. Terkadang, aku iri dengan sepasang tanaman di depan kelasku. Selalu bersama seakan tak pernah kesepian. Mendapat air hujan yang sama, matahari yang sama, bertumbuh bersama, dan layu bersama. Sungguh, pantaskah aku iri dengan sepasang tanaman ini? Ya. Hanya dua buah tanaman yang selalu bersama seakan tak pernah m...
12 Mei 2015 Aku enggak masuk sekolah akibat badanku yang lemas. Aku bangun pukul sembilan pagi, dan merasa lebih baik dari sebelumya. Tersisa sedikit virus dalam tubuhku, flu. Dan badanku masih gemetar. Aku mengingat kembali ceritaku kemarin. Merasakan kembali betapa dunia mengasihiku, Terlebih Tuhan. Tiba-tiba Mbah Kakung datang. "Masih panas badanmu?" Tanya Mbah Kakung. "Sudah baikan, Mbah." Mbah Kakung duduk di ruang tamu. Beliau puasa sehingga aku tak menyajikan apa-apa. "Sudah tahu kalau rumah ini udah ada yang mau beli?" "Sudah, Mbah. Sudah diceritain ibu." "Mbah kakung senang kalau rumah ini laku, uangnya bisa buat nutup hutang sama beli tanah di tempat yang strategis buat usaha." "Iya, Mbah." jawabku singkat. "Mbah Kung sudah enggak bisa apa-apa. Harapannya Mbah Kung ya hanya keluarga ini, kamu dan Wiwin. Pakde Ribut,  keluarganya sudah kacau. Sudah banyak hutang. Bulik Mus, yang cari kerja hanya suamin...
10 Mei 2015 Hari Minggu. Satu keluarga terserang demam dan flu. Adikku, Wiwin yang paling parah hingga harus dibawa ke dokter. "Kamu sakit juga. Wan?" "Enggak, Pak." Itu jawabanku saat Bapak tanya. Seharusnya Bapak tahu donk aku sakit atau tidak. Tapi selama aku masih bisa berdiri, aku belum sakit parah. Hanya flu, bentar lagi juga sembuh. Hingga Malam... Aku Badmood (lagi)!!! Gara-gara tugas sekolah adikku, Wieke aku harus bolak-balik untuk print out tugasnya menerjang angin malam yang menusuk dengan keadaan tubuhku yang lemah. Ditambah pikiranku yang dipenuhi oleh omelan kedua orangtuaku. Tak sampai lima menit istirahat, ibu dan bapak sudah bertengkar tak jelas. Aku enggak mood makan malam, padahal tadi siang aku lupa makan. Terpaksa aku hanya makan gorengan. Dan tenggorokanku tambah sakit. "Ada obat flu. Diminum dulu obatnya!" Aku cuma diam saat bapak menyuruhku minum obat. Aku saja belum makan, enggak mungkin minum obat dengan perut koso...
May 6th 2015 Hari dimana usiaku bertambah. Serasa makin tua saja. Im 17th years old now. Love. Enjoy. Smile. Kindness Pagi kuhadapi umur baruku dengan sedikit api kemarahan. Entah kenapa, aku tak tahu. Aku merasa sweet seventeen ku tak akan bermakna. Tak ada yang ingat. antara sedih dan syukur itu bercampur. Hampir tak bisa dipisahkan. Dan benar. Setengah hari kulalui di sekolah. "Kamu ulang tahun ya, Cho?" Dengan ekspresi bingung, itu kata pertama yang temanku ucapkan padaku setelah melewati beberapa jam ulang tahunku. Mereka masih bertanya. aku adalah orang yang sensitif, tentu aku tahu mereka lupa atau malah tidak tahu sama sekali. Namun aku bersyukur, ada sebagian kecil orang yang masih mengingatnya. Tank's ... Aku tahu, sweetseventeen ku tidak seindah sixteen ku. Awalnya aku ingin membagikan coklat untuk teman-temanku, tapi coklat itu belum datang. Dan bersyukur mereka juga tidak begitu respon dengan ulang tahunku. "Deva, aku merasa enggak nya...

Luka untuk Hidup

Kita ada melewati banyak masa, baik itu masa bayi, kanak-kanak, remaja, hingga nanti menjadi dewasa dan tua. Itulah kehidupan, bayi-kanak-remaja-dewasa-tua--dan selesai--. Tapi untuk mengerti sebuah kehidupan butuh proses yang panjang. Hidup itu memang indah--disaat kita masih anak-anak, hidup itu penuh tantangan--disaat kita telah dewasa, hidup itu tidak mudah! Kita perlu merasakan luka untuk mengenal kehidupan. Terluka harus kita jalani untuk paham dan mengerti, serta menjadikan kita menjadi pribadi yang dewasa. Saat seseorang mengatakan ia tidak terluka, dia adalah orang yang munafik. tak ada seseorangpun yang tak terluka dalam kehidupannya. Bahaya jika seseorang tak terluka dalam hidupnya. seseorang yang tak pernah terluka itu tak akan pernah hidup. Sebuah kehidupan membentuk kita menjadi manusia, benar-benar manusia. Bukan robot ataupun patung yang terbuat dari bahan keras, yang tak pernah terluka. Bukan! Dan bahkan karena terluka, seseorang akan melukai orang lain. Dan itulah...