Langsung ke konten utama

Hmmm, Indonesia

Entah kenapa rasanya ingin berbagi sesuatu di blog yang lama tak terjamah ini..

Sebelumnya, saya ingin berbicara masalah turis asing yang sering ditipu di tanah air kita ini. Kemarin Minggu (1/10) saya pergi ke Yogyakarta untuk mendampingi hunting tourist di Borobudur. Setelah selesai hunting tourist, saya dan rombongan pergi berbelanja di Malioboro.

Setelah asyik belanja, saya melewati seorang pedagang minuman yang sedang berinteraksi dengan turis asing perempuan. Tanpa sengaja saya mendengan percakapan mereka. Ternyata bapak penjual minuman menipu turis asing itu dengan mengatakan bahwa harga minuman yang dibelinya memiliki harga lebih dari Rp10.000,-. Saya melihat bapak penjual minuman itu telah menerima 2 lembar uang lima ribu. Namun, bapak ini masih meminta lebih. Tiba-tiba ada seorang bapak penjual minum lainnya yang iri. "Halah, kowe ojo urik. Regane mung Rp3000 we kok!" (Kamu jangan curang. Harganya kan hanya Rp3000). Lantas bapak penjual yang nakal tersebut menjawab. "Rapopo, iki rejekiku. Mbok ben tha?!" (Tidak apa-apa, ini rejekiku. Biar saja?!). Si turis asing tersebut hanya nurut saja karena tak tahu bahasa Jawa.

Sungguh mirisnya negeri ini. Tanpa ada peraturan yang jelas. Banyak rakyat miskin sehingga memaksa mereka untuk melakukan apa yang tak seharusnya dilakukan. keadilan semakin sulit ditemui. Kejujuran semakin lagka. Terkadang yang terlihat baik, malah buruk. Yang terlihat buruk, ternyata baik. Terkadang mata dibutakan dengan uang. Uang semakin menguasai. Sekarang banyak persaingan yang membawa diri sendiri pada keegoisan.

Saya harap, masyarakat Indonesia lebih meniru sisi positif negara maju seperti Singapura yang tertib akan aturan dan jujur. Bahkan saya sendiri sedang berusaha untuk menjadi warga negara yang baik selagi saya masih muda. Ayo wujudkan Indonesia yang lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Langkah

Terakhir aku bercerita tahun 2020 dimana aku menemukan seseorang yang tadinya aku kira luar biasa baik, ternyata luar biasa jahat. Ya. aku tertipu, karena masih terlalu naif. umurku masih 22 tahun dimana aku baru beranjak mengenal dunia luar setelah bertahun-tahun dilarang ini dan itu. Masih dalam tahan pencarian, tapi tidak tahu apa yang sebenarnya dicari. Orang itu bersikap sangat lembut. Soft spoken, kalau kata gen z sekarang. Tidak pernah kasar, selalu terlihat baik, bahkan keluargaku awalnya mengira dia baik dan berbakat. Semua kata yang diucapkan serasa benar tanpa kebohongan dan terlihat cerdas. Saat itu aku percaya saja. Mengikuti apa yang dia katakan dan dia inginkan yang ternyata menjerumuskanku pada hubungan yang sangat tidak sehat. "Kamu mau apa? Aku bakal berusaha memenuhi kebutuhanmu," ucap dia. Ternyata ucapan dia hanya pancingan saja. Aku sudah mulai curiga dari beberapa bulan aku mengenalnya karena banyak perkataannya yang tak sinkron. Tuhan sudah menunjukan ...

Welcome new me!

Tak terasa sudah bulan kedua di tahun 2017. Cepet juga ya! Sudah hampir 19 tahun. Sudah gede. hohoho... Tahun 2016 yang penuh berkat telah terlampaui. Banyak ceritadi tahun 2016 yang ingin aku share, tapi hanya dua yang memungkinkan aku share di sini. Dua doa yang dijawab oleh Tuhan. Pertama, aku masih begitu ingat seberapa besar keinginanku untuk menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS). Alasan aku ingin masuk UNS karena dekat rumah, orangtua tak perlu membiayai uang kost karena memang tak perlu kost. Hanya transport saja. Lagipula, UNS juga termasuk universitas ternama di Negeri ini. So, makin mantab keinginanku masuk UNS. Maih lekat diingatanku bagaimana rasanya mendambakan menjadi mahasiwa FISIP UNS jurusan Ilmu Komunikasi. Ya. Angan-angan dan harapan itu masih bisa kurasakan. Hingga tiba waktunya. Pengumuman hasil SNMPTN telah keluar. TUHAN MENJAWAB DOAKU. Tanpa test, aku bisa menjadi mahasiswa FISIP UNS. Tak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan apa yang kuh...

Didikan Bapak Untukku

Aku mau bercerita bagaimana bapak mendidikku dengan sedikit keras. Ya, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Perempuan semua. Aku rasa aku diciptakan memang untuk sedikit tahan banting haha. Dimulai dari kandungan ibuku, aku dengar dari ibuku kalau aku sudah kuat dari kandungan. "Dulu pas ibu hamil kamu, ibu jatuh dari motor, tapi kamu gapapa dan gak keguguran. Bahkan gak keluar darah sama sekali.." ucap ibuku masih terheran sampai sekarang. "Dulu juga ibu kerja kantoran sampe malem-malem pas kamu masih di perut.." jelas ibu. "Kuat bange kandungannya.." lanjut ibu. Saat masih bayi, kata orangtuaku, aku tak pernah takut pada siapapun. Tak pernah rewel diajak siapapun. Pernah suatu ketika, tanpa bilang orangtuaku, aku diambil dan diajak main di rumah tetanggaku. Orangtuaku sampai kebingungan mencariku, ternyata aku ada di dalam kamar tetanggaku, tanpa rewel sedikitpun. "Dulu kecil kamu tuh gampang diculik. Sama siapa aja mau." kata orangtuaku. ...