My First Experience Become a Tutor

17 Mei 2015

Hari dimana aku pergi hunting tourist. Ini adalah ketiga kalinya. Tapi, ada yang berbeda. Hari ini, I become a tutor from QEC (Queen English Course) tempatku kursus. It is the first experience. Lagian aku ke Borobudur gratis, dan dibayar kok. jelas aku mau. Banyak cerita di dalam bis saat perjalanan. Dapat teman baru juga. Ada juga cerita cinta, sambil nyanyi-nyanyi enggak jelas. hihihihi... cukup seru. Tapi, ada sedikit kecewa yang tertinggal.

"Wanda Chacha, sudah kamu buka amplolnya? Dibayar berapa kamu?" Tanya Delia, teman yang juga baru pertama kali menjadi tutor bareng aku.
"Belum aku buka. Emang dapat berapa?" Tanyaku penasaran.
"Aku sudah buka, tiga puluh ribu di amplopku"
"Hah?! Cuma segitu? satu hari penuh?" Otomatis aku kaget dengan bayaran segitu.
"Aku tadi enggak sengaja denger, kalau mbak Ire, mbk Eis gitu dapat lima puluh ribu. Katanya, sih, mereka sudah berpengalaman. Mereka juga yang ngatur acara ini. Kayaknya sih gitu tadi."

Kecewa! Capek! Satu hari penuh dengan terik matahari dan badan yang baru saja membaik. Mendingan nulis, kirimke media masa, dapat banyak. Satu tulisan bisa dapat empat puluh ribu tanpa harus panas-panas.

"Yaudah, enggak apa-apa. Yang penting pengalamannya. Jangan lihat bayarannya." Itu kata bapak sambil ketawa sedikit.

Memang pengalaman itu penting, tapi bagiku bayaran juga penting. But, I want give tank to the experience.

Ayo Wanda Chacha. Kamu harus bersyukur. Jangan memikirkan uang terus. Pikirkan juga pengalaman barumu yang begitu menyenangkan. Pergi gratis hlo!

Komentar

Postingan Populer