Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015
Just, Enjoy With Yourself 18 Mei 2015 Capek. Pegel semua badan ini. Bngaun pagi, badan serasa berat. Apa karena kemarin waktu ke Borobudur? Pulang malam, dan tidak belajar. Membuka buku pun tidak. Lelah dan tertidur. Untung saja hari ini aku enggak ikut pelajaran. Yap. DISPENSASI. Karena saya adalah pengurus OSIS, maka ada dispen hari ini untuk persiapan pelepasan kelas dua belas pada esok hari. Mulai angkut-angkut perlengkapan pada jam tiga sore. Dan aku harus menunggu kurang lebih satu jam. Semua pada pulang, sedangkan aku enggak. Enggak sempet pulang. Sudah jam dua siang, kalau aku pulang bakal habis di perjalanan pulang pergi. Keputusanku ya, menunggu di sekolah dan enggak tahu harus ngapain. Seperti biasa, sendirian. Pulsa habis. Enggak bisa kabar-kabar. Suwung! Aku naik tangga menuju depan kelasku. Di sana ada pemandangan sejuk yang bisa menemaniku. Hanya angin yang bisa diajak bicara. Aku menutup mataku untuk beristirahat sejenak. Tapi gagal karena itu tak ny...
My First Experience Become a Tutor 17 Mei 2015 Hari dimana aku pergi hunting tourist. Ini adalah ketiga kalinya. Tapi, ada yang berbeda. Hari ini, I become a tutor from QEC (Queen English Course) tempatku kursus. It is the first experience. Lagian aku ke Borobudur gratis, dan dibayar kok. jelas aku mau. Banyak cerita di dalam bis saat perjalanan. Dapat teman baru juga. Ada juga cerita cinta, sambil nyanyi-nyanyi enggak jelas. hihihihi... cukup seru. Tapi, ada sedikit kecewa yang tertinggal. "Wanda Chacha, sudah kamu buka amplolnya? Dibayar berapa kamu?" Tanya Delia, teman yang juga baru pertama kali menjadi tutor bareng aku. "Belum aku buka. Emang dapat berapa?" Tanyaku penasaran. "Aku sudah buka, tiga puluh ribu di amplopku" "Hah?! Cuma segitu? satu hari penuh?" Otomatis aku kaget dengan bayaran segitu. "Aku tadi enggak sengaja denger, kalau mbak Ire, mbk Eis gitu dapat lima puluh ribu. Katanya, sih, mereka sudah berpenga...
Iri Dengan Sepasang Tanaman? 15 Mei 2015 Belajar terbuka dengan orang lain.Walaupun aku merasa banyak manusia yang tak tertarik denganku, ya dengan ceritaku, pengalamanku, kehidupanku.... Aku adalah seorang introvert yang sedang belajar untuk terbuka dengan orang di sekelilingku. Percaya pada mereka. Tapi, kata orang "Be Yourself". Padahal aku adalah orang yang tertutup, yang tidak mudah percaya dengan orang lain, yang menganggap dunia ini semacam persaingan. Hanya untuk mencari seorang sahabat saja dan menghilangkan kesendirianku, aku harus pergi dari sifat introvert-ku. Ya, memang baik untuk mengubah sifat tertutupku. Tapi aku merasa bukanlah diriku. Terkadang, aku iri dengan sepasang tanaman di depan kelasku. Selalu bersama seakan tak pernah kesepian. Mendapat air hujan yang sama, matahari yang sama, bertumbuh bersama, dan layu bersama. Sungguh, pantaskah aku iri dengan sepasang tanaman ini? Ya. Hanya dua buah tanaman yang selalu bersama seakan tak pernah m...
12 Mei 2015 Aku enggak masuk sekolah akibat badanku yang lemas. Aku bangun pukul sembilan pagi, dan merasa lebih baik dari sebelumya. Tersisa sedikit virus dalam tubuhku, flu. Dan badanku masih gemetar. Aku mengingat kembali ceritaku kemarin. Merasakan kembali betapa dunia mengasihiku, Terlebih Tuhan. Tiba-tiba Mbah Kakung datang. "Masih panas badanmu?" Tanya Mbah Kakung. "Sudah baikan, Mbah." Mbah Kakung duduk di ruang tamu. Beliau puasa sehingga aku tak menyajikan apa-apa. "Sudah tahu kalau rumah ini udah ada yang mau beli?" "Sudah, Mbah. Sudah diceritain ibu." "Mbah kakung senang kalau rumah ini laku, uangnya bisa buat nutup hutang sama beli tanah di tempat yang strategis buat usaha." "Iya, Mbah." jawabku singkat. "Mbah Kung sudah enggak bisa apa-apa. Harapannya Mbah Kung ya hanya keluarga ini, kamu dan Wiwin. Pakde Ribut,  keluarganya sudah kacau. Sudah banyak hutang. Bulik Mus, yang cari kerja hanya suamin...
10 Mei 2015 Hari Minggu. Satu keluarga terserang demam dan flu. Adikku, Wiwin yang paling parah hingga harus dibawa ke dokter. "Kamu sakit juga. Wan?" "Enggak, Pak." Itu jawabanku saat Bapak tanya. Seharusnya Bapak tahu donk aku sakit atau tidak. Tapi selama aku masih bisa berdiri, aku belum sakit parah. Hanya flu, bentar lagi juga sembuh. Hingga Malam... Aku Badmood (lagi)!!! Gara-gara tugas sekolah adikku, Wieke aku harus bolak-balik untuk print out tugasnya menerjang angin malam yang menusuk dengan keadaan tubuhku yang lemah. Ditambah pikiranku yang dipenuhi oleh omelan kedua orangtuaku. Tak sampai lima menit istirahat, ibu dan bapak sudah bertengkar tak jelas. Aku enggak mood makan malam, padahal tadi siang aku lupa makan. Terpaksa aku hanya makan gorengan. Dan tenggorokanku tambah sakit. "Ada obat flu. Diminum dulu obatnya!" Aku cuma diam saat bapak menyuruhku minum obat. Aku saja belum makan, enggak mungkin minum obat dengan perut koso...
May 6th 2015 Hari dimana usiaku bertambah. Serasa makin tua saja. Im 17th years old now. Love. Enjoy. Smile. Kindness Pagi kuhadapi umur baruku dengan sedikit api kemarahan. Entah kenapa, aku tak tahu. Aku merasa sweet seventeen ku tak akan bermakna. Tak ada yang ingat. antara sedih dan syukur itu bercampur. Hampir tak bisa dipisahkan. Dan benar. Setengah hari kulalui di sekolah. "Kamu ulang tahun ya, Cho?" Dengan ekspresi bingung, itu kata pertama yang temanku ucapkan padaku setelah melewati beberapa jam ulang tahunku. Mereka masih bertanya. aku adalah orang yang sensitif, tentu aku tahu mereka lupa atau malah tidak tahu sama sekali. Namun aku bersyukur, ada sebagian kecil orang yang masih mengingatnya. Tank's ... Aku tahu, sweetseventeen ku tidak seindah sixteen ku. Awalnya aku ingin membagikan coklat untuk teman-temanku, tapi coklat itu belum datang. Dan bersyukur mereka juga tidak begitu respon dengan ulang tahunku. "Deva, aku merasa enggak nya...