Langsung ke konten utama

Rindu Saja

Hallo readers (kalo ada yg baca)!

Long time i dont write about my story here. Memasuki tahun 2017, banyak yang berbeda. Kamu tahu rasanya ditinggal oleh seorang yang begitu mengasihimu, bukan ditinggal biasa, tapi ditinggal untuk selamanya. Ya, i know beliau sudah tenang di sana. Mbah kakung tahun ini meninggal tepat saat Jumat Agung, April lalu. Aku selalu ingat beliau menumpangkan tangan memberkati cucu-cucunya. Padahal keinginanku bisa buat mbah kakung melihatku sukses kelak. Tapi, beliau keburu berpulang.

But, i meet someone else in this year. Seseorang yang (semoga) menemaniku sampai tua nanti. I love this someone. Sebenarnya akhir tahun 2016 aku bertemu dia, tapi tahun 2017 kami baru bisa menyatakan perasaan. Pertemuan yang singkat.

Lebaran tahun ini pun aku menghabiskan waku untuk bekerja, bukan liburan. Yaampun! aku belum mengunjungi mbah uti! Setelah kepergian mbah kung, jarang sekali aku menemui mbah uti. Entah kenapa kadar sayang itu berbeda. Sayangku ke mbah kung lebih besar, mungkin karena sayangnya mbahkung yang terasa lewat doanya.

Dan malam ini, readers, i miss someone. No, not mbah kung, but yes i miss mbahkung juga. Tapi yaudahlah, mbahkung sudah nyaman, tak merasakan sakit lagi.


Sekarang, aku rindu dengan seseorang yang (semoga) menemani hidupku kelak. Kadang takut dan cemburu itu muncul, tapi aku percaya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Setiap saat kupandangi fotonya. Kadang aku berfikir aku bukan siapa-siapa, tak cantik, tak pintar, tak kaya, tak memiliki sesuatu dan itu membuatku takut kalau dia akan memilih yang memiliki semuanya atau memilih seseorang lain yang memiliki sebagian kesempurnaan itu. Sedikit lebay sih, tapi memang itu yang kurasakan.

Banyak pesan masuk, entah grup atau personal, tapi yang kutunggu tetap pesannya, kabar darinya. Ahh, sebegitu rindunya aku? Padahal beberapa hari baru saja bertemu. Hingga detik ini, ku masih menunggu kabarnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Langkah

Terakhir aku bercerita tahun 2020 dimana aku menemukan seseorang yang tadinya aku kira luar biasa baik, ternyata luar biasa jahat. Ya. aku tertipu, karena masih terlalu naif. umurku masih 22 tahun dimana aku baru beranjak mengenal dunia luar setelah bertahun-tahun dilarang ini dan itu. Masih dalam tahan pencarian, tapi tidak tahu apa yang sebenarnya dicari. Orang itu bersikap sangat lembut. Soft spoken, kalau kata gen z sekarang. Tidak pernah kasar, selalu terlihat baik, bahkan keluargaku awalnya mengira dia baik dan berbakat. Semua kata yang diucapkan serasa benar tanpa kebohongan dan terlihat cerdas. Saat itu aku percaya saja. Mengikuti apa yang dia katakan dan dia inginkan yang ternyata menjerumuskanku pada hubungan yang sangat tidak sehat. "Kamu mau apa? Aku bakal berusaha memenuhi kebutuhanmu," ucap dia. Ternyata ucapan dia hanya pancingan saja. Aku sudah mulai curiga dari beberapa bulan aku mengenalnya karena banyak perkataannya yang tak sinkron. Tuhan sudah menunjukan ...

Didikan Bapak Untukku

Aku mau bercerita bagaimana bapak mendidikku dengan sedikit keras. Ya, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Perempuan semua. Aku rasa aku diciptakan memang untuk sedikit tahan banting haha. Dimulai dari kandungan ibuku, aku dengar dari ibuku kalau aku sudah kuat dari kandungan. "Dulu pas ibu hamil kamu, ibu jatuh dari motor, tapi kamu gapapa dan gak keguguran. Bahkan gak keluar darah sama sekali.." ucap ibuku masih terheran sampai sekarang. "Dulu juga ibu kerja kantoran sampe malem-malem pas kamu masih di perut.." jelas ibu. "Kuat bange kandungannya.." lanjut ibu. Saat masih bayi, kata orangtuaku, aku tak pernah takut pada siapapun. Tak pernah rewel diajak siapapun. Pernah suatu ketika, tanpa bilang orangtuaku, aku diambil dan diajak main di rumah tetanggaku. Orangtuaku sampai kebingungan mencariku, ternyata aku ada di dalam kamar tetanggaku, tanpa rewel sedikitpun. "Dulu kecil kamu tuh gampang diculik. Sama siapa aja mau." kata orangtuaku. ...

Welcome new me!

Tak terasa sudah bulan kedua di tahun 2017. Cepet juga ya! Sudah hampir 19 tahun. Sudah gede. hohoho... Tahun 2016 yang penuh berkat telah terlampaui. Banyak ceritadi tahun 2016 yang ingin aku share, tapi hanya dua yang memungkinkan aku share di sini. Dua doa yang dijawab oleh Tuhan. Pertama, aku masih begitu ingat seberapa besar keinginanku untuk menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS). Alasan aku ingin masuk UNS karena dekat rumah, orangtua tak perlu membiayai uang kost karena memang tak perlu kost. Hanya transport saja. Lagipula, UNS juga termasuk universitas ternama di Negeri ini. So, makin mantab keinginanku masuk UNS. Maih lekat diingatanku bagaimana rasanya mendambakan menjadi mahasiwa FISIP UNS jurusan Ilmu Komunikasi. Ya. Angan-angan dan harapan itu masih bisa kurasakan. Hingga tiba waktunya. Pengumuman hasil SNMPTN telah keluar. TUHAN MENJAWAB DOAKU. Tanpa test, aku bisa menjadi mahasiswa FISIP UNS. Tak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan apa yang kuh...