Langsung ke konten utama

Sopan dalam Komunikasi

Tutorial ini memang tidak segampang tutorial make up dan memasak, yaitu tutorial berkomunikasi yang baik.

Sebenarnya tergantung budaya dan pribadi orang masing-masing dalam berkomunikasi. Sopan atau tidaknya itu juga tergantung latar belakang masing-masing orang. Disini saya tidak akan menghakimi cara berkomunikasi seseorang, baik atau buruknya.

Saya begitu menyesali komunikasi yang yang mengumbar keburukan orang lain. Mungkin memang tidak bermaksud menjelekkan, tapi hal itu begitu mengganggu, terlebih lagi sudah banyak orang yang melihat. Menurut saya, itu sama saja merusak nama baik seseorang.

Boleh menulis sesuatu yang tidak kita sukai, namun lebih baik jangan sampai memperlihatkan keburukan orang lain. Kalau orang lain itu memang bersalah, katakan saja secara personal, itu lebih sopan daripada harus di share di media sosial. Atau jika ingin memposting untuk mengingatkan orang lain, jangan sampai memperlihatkan kesalahan orang lain.

Seperti kertas putih bersih yang diberi setitik coretan kecil, itulah kesalahan. Kecil namun terlihat. Hal yang sama dalam berkomunikasi, kesalahan kecil dapat menimbukan hal yang besar. Jadi, berhati-hatilah dalam berkomunikasi, apalagi di media sosial. Saya diingatkan untuk menyertakan  Salam dan tiga kata ajaib, yaitu tolong, maaf, dan terimakasih. Jika salah satunya luput, maka segera benahi. Saya begitu setuju dengan hal itu. Tapi jangan lupa untuk tidak memperlihatkan keburukan orang lain dalam berkomunikasi.

Kesopanan berkomunikasi dengan salam dan tiga kata ajaib tidak akan berlaku jika masih memperlihatkan keburukan orang lain.

Saya tidak menyindir siapapun dalam hal ini, saya juga tidak menyertakan foto apapun. Saya hanya mengutarakan pendapat saya. Terimakasih sudah membaca tulisan ini, dan mohon maaf jika tulisan saya menyinggung banyak pihak.

Sebaik-baiknya orang memang pasti ada buruknya.
Seburuk-buruknya orang pasti ada baiknya.
Hal itu akan nampak sendirinya dengan tidak dibuat-buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Langkah

Terakhir aku bercerita tahun 2020 dimana aku menemukan seseorang yang tadinya aku kira luar biasa baik, ternyata luar biasa jahat. Ya. aku tertipu, karena masih terlalu naif. umurku masih 22 tahun dimana aku baru beranjak mengenal dunia luar setelah bertahun-tahun dilarang ini dan itu. Masih dalam tahan pencarian, tapi tidak tahu apa yang sebenarnya dicari. Orang itu bersikap sangat lembut. Soft spoken, kalau kata gen z sekarang. Tidak pernah kasar, selalu terlihat baik, bahkan keluargaku awalnya mengira dia baik dan berbakat. Semua kata yang diucapkan serasa benar tanpa kebohongan dan terlihat cerdas. Saat itu aku percaya saja. Mengikuti apa yang dia katakan dan dia inginkan yang ternyata menjerumuskanku pada hubungan yang sangat tidak sehat. "Kamu mau apa? Aku bakal berusaha memenuhi kebutuhanmu," ucap dia. Ternyata ucapan dia hanya pancingan saja. Aku sudah mulai curiga dari beberapa bulan aku mengenalnya karena banyak perkataannya yang tak sinkron. Tuhan sudah menunjukan ...

Didikan Bapak Untukku

Aku mau bercerita bagaimana bapak mendidikku dengan sedikit keras. Ya, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Perempuan semua. Aku rasa aku diciptakan memang untuk sedikit tahan banting haha. Dimulai dari kandungan ibuku, aku dengar dari ibuku kalau aku sudah kuat dari kandungan. "Dulu pas ibu hamil kamu, ibu jatuh dari motor, tapi kamu gapapa dan gak keguguran. Bahkan gak keluar darah sama sekali.." ucap ibuku masih terheran sampai sekarang. "Dulu juga ibu kerja kantoran sampe malem-malem pas kamu masih di perut.." jelas ibu. "Kuat bange kandungannya.." lanjut ibu. Saat masih bayi, kata orangtuaku, aku tak pernah takut pada siapapun. Tak pernah rewel diajak siapapun. Pernah suatu ketika, tanpa bilang orangtuaku, aku diambil dan diajak main di rumah tetanggaku. Orangtuaku sampai kebingungan mencariku, ternyata aku ada di dalam kamar tetanggaku, tanpa rewel sedikitpun. "Dulu kecil kamu tuh gampang diculik. Sama siapa aja mau." kata orangtuaku. ...

Welcome new me!

Tak terasa sudah bulan kedua di tahun 2017. Cepet juga ya! Sudah hampir 19 tahun. Sudah gede. hohoho... Tahun 2016 yang penuh berkat telah terlampaui. Banyak ceritadi tahun 2016 yang ingin aku share, tapi hanya dua yang memungkinkan aku share di sini. Dua doa yang dijawab oleh Tuhan. Pertama, aku masih begitu ingat seberapa besar keinginanku untuk menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS). Alasan aku ingin masuk UNS karena dekat rumah, orangtua tak perlu membiayai uang kost karena memang tak perlu kost. Hanya transport saja. Lagipula, UNS juga termasuk universitas ternama di Negeri ini. So, makin mantab keinginanku masuk UNS. Maih lekat diingatanku bagaimana rasanya mendambakan menjadi mahasiwa FISIP UNS jurusan Ilmu Komunikasi. Ya. Angan-angan dan harapan itu masih bisa kurasakan. Hingga tiba waktunya. Pengumuman hasil SNMPTN telah keluar. TUHAN MENJAWAB DOAKU. Tanpa test, aku bisa menjadi mahasiswa FISIP UNS. Tak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan apa yang kuh...